Bagaimana cara mengawinkan ayam bangkok agar anaknya jantan? Pertanyaan tersebut mungkin cukup sering terdengar di kalangan para peternak ayam petarung ini.

Sesuai namanya, ayam bangkok awal mulanya berasal dari Siam (kini Thailand). Bangkok pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1960-an.

Nenek moyang ayam bangkok yakni unggas keluarga Gallus. Sejauh ini belum jelas siapa yang pertama kali mengembangkan unggas jenis ini di Indonesia. Penyebaran awalnya di Jawa Timur dan kemudian terus dikembangbiakkan di seluruh Indonesia.

Beberapa peternak di Tanah Air juga melakukan kawin silang bangkok dengan ayam lokal untuk menghasilkan bibit unggulan, yang bahkan diharapkan bisa mengalahkan keperkasaan bangkok itu sendiri.

Bangkok sendiri memiliki postur yang tegap dan dapat berdiri dengan sudut kepala hingga 90 derajat alias tegak lurus. Sebagai petarung handal, tentunya ayam ini sangat lincah, bertubuh besar, dan pukulan mematikan.

Metode untuk Menghasilkan Ayam Jantan

Nah tentunya banyak pemilik ayam bangkok mengharapkan keturunannya berjenis kelamin jantan. Selain bisa dipakai untuk aduan, pejantan juga memiliki harga jual yang jauh lebih mahal dibandingkan betina.

Dari banyak pengalaman beberapa peternak, sangat sulit untuk bisa mengupayakan agar anakan nantinya berjenis kelamin jantan. Karena secara ilmiah, jenis kelami didasarkan pada jumlah kromosom.

Namun sejumlah peternak memiliki beberapa cara mengawinkan ayam bangkok agar anaknya jantan melalui beragam metode agar babon ayam bisa menghasilkan anakan jantan.

Sejauh ini tak ada bukti penelitian yang valid terkait beberapa metode yang sudah dipraktikkan beberapa peternak. Namun tak ada salahnya kan mencoba beberapa cara mengawinkan ayam bangkok agar anaknya jantan berikut ini:

1. Bentuk telur

Beberapa peternak percaya kalau bentuk telur akan berpengaruh pada jenis kelamin anak ayam yang ditetaskan. Telur dengan betuk lonjong dipercaya akan menghasilkan pejantan, sementara betina peluang lebih besar berasal dari telur dengan bentuk melingkar bulat.

2. Pengaturan suhu

Kepercayaan umum lain di kalangan peternak soal peluang menghasilkan ayam pejantan yang lebih besar adalah dengan pengaturan suhu pada mesin tetas.

Pengaturan suhu mesin tetas antara 39-40 derajat celcius dipercaya menghasilkan anakan jantan lebih besar peluangnya. Sementara suhu 36-36 dipercaya akan lebih banyak menghasilkan anakan betina.

Metode ini tentunya hanya bisa dilakukan mereka yang menggunakan alat mesin tetas, bukan yang dierami oleh indukannya secara alami.

3. Waktu kawin

Kepercaryaan selanjutnya, yakni telur bisa menghasilkan pejantan apabila ayam kawin pada saat suhu dingin. Yang artinya ayam harus dikawinkan saat pagi hari dan sore hari.

Cara Kawin Ayam Bangkok

Untuk bisa dikawinkan, umur ayam betina siap kawin adalah antara 7-12 bulan. Sementara untuk pejantan siap kawin antara 7-15 bulan.

Usia tersebut adalah umur ayam matang dari sisi organ reproduksi. Ayam yang dijadikan indukan sendiri biasanya disebut pacek.

Patokan usia di atas adalah umur minimum siap kawin, artinya peternak bisa saja memilih indukan pacek dengan usia di atas 12 bulan. Namun biasanya, pacek yang digunakan adalah yang berumur 1-3 tahun.

Ada beberapa cara mengawinkan bangkok. Metode pertama adalah kawin tempel, di mana jago ditempelkan pada betina yang sudah didudukkan. Namun, metode ini sangat bergantung pada kemauan pejantan itu sendiri.

Metode kedua adalah dengan umbaran. Caranya, biarkan dua ayam yang akan dikawinkan ditempatkan pada kandang yang terpisah. Tujuannya agar kedua ayam itu saling melihat dan tertarik satu sama lain.

Setelah beberapa jam, kedua ayam ini bisa disatukan dalam satu kandang. Saat dua ayam sudah siap kawin, mereka secara naluriah akan melakukan kawin sendiri.

Simak artikel lainnya seputar ayam bangkok di tautan berikut ini:

1. Cara Ternak Ayam Bangkok bagi Pemula
2. Minimal Usia Pacek Ayam Bangkok
3. 7 Daun Penambah Stamina Ayam Bangkok