Penyakit pada ayam petelur sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, virus, parasit, atau kondisi lingkungan yang tidak baik.
Tak jarang, jenis penyakit ayam petelur merupakan wabah yang menyebar dengan cepat dan menimbulkan kematian ribuan ekor dalam waktu yang sebentar. Nah apa saaja penyakit ayam petelur dan cara pengendaliannya?
Penyakit Ayam Petelur
Berikut ini setidaknya 7 penyakit pada ayam petelur yang paling jamak ditemui pada peternakan-peternakan layer di Indonesia:
1. Newcastle Disease
Newcastle Disease (ND) adalah penyakit viral yang menyerang unggas, termasuk ayam. Penyebabnya adalah virus Newcastle disease (NDV), yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae.
Virus yang juga diberi nama tetelo ini dapat menyebabkan berbagai gejala dan dapat memiliki dampak serius pada populasi ayam, termasuk ayam petelur.
Gejalanya ayam terlihat lemah dan tidak aktif. Ayam dapat mengalami kesulitan bernapas, bersin, atau mengeluarkan cairan dari hidung. Kemudian kadang-kadang dapat terjadi diare.
Saat terkena ND, ayam petelur dapat mengalami penurunan produksi telur atau telur yang cacat.
Virus Newcastle Disease dapat menyebar melalui udara, kontak langsung, atau melalui fomites (benda-benda yang terkontaminasi). Vaksinasi rutin adalah cara utama untuk mencegah ND.
2. Chronic Respiratory Disease
Jenis penyakit ayam petelur kedua adalah CRD. Chronic Respiratory Disease (Penyakit Saluran Pernapasan Kronis), adalah penyakit pada unggas yang biasanya disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG) dan Mycoplasma synoviae (MS).
Penyakit ini dapat mempengaruhi ayam dan menyebabkan masalah pernapasan kronis. Di Indonesia, CRD juga biasa disebut dengan ngorok.
Ayam yang terinfeksi dapat menunjukkan gejala batuk dan bersin secara berulang. Lalu ada cairan yang keluar dari hidung dan mata ayam, dapat menyebabkan hidung dan mata tampak basah.
CRD dapat mengakibatkan penurunan produksi telur pada ayam petelur. Infeksi CRD juga dapat menyebabkan penurunan berat badan pada ayam.
Sebagaimana pada tetelo atau ND, vaksinasi dapat digunakan untuk mencegah penularan dan mengurangi dampak penyakit pada ayam.
3. Gumboro
penyakit ayam petelur ketiga adalah gumboro. Gumboro juga dikenal sebagai Infectious Bursal Disease (IBD) atau Gumboro Disease, adalah penyakit yang mempengaruhi unggas, khususnya pada broiler dan layer.
Gumboro disebabkan oleh virus Infectious Bursal Disease Virus (IBDV), yang menargetkan kelenjar bursa Fabricius pada ayam.
Pada layer, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur secara tiba-tiba atau secara bertahap. Ayam yang terinfeksi Gumboro dapat menunjukkan gejala depresi, kurang aktif, dan tidak nafsu makan.
Gejala diare dapat muncul sebagai akibat dari infeksi. Ayam juga dapat mengalami penurunan berat badan karena gangguan pada sistem pencernaan.
Virus Gumboro menyebar melalui kontak langsung antara ayam yang terinfeksi. Kontaminasi lingkungan, termasuk air minum dan pakan, juga dapat menjadi sumber penularan.
Untuk mencegah gumboro, sebaiknya dilakukan dua kali vaksinasi, yakni saat ayam usia 1 minggu dan 2-3 minggu.
4. Penyakit coryza pada ayam petelur
Coryza pada ayam adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum. Penyakit ini dikenal sebagai Infectious Coryza atau hanya Coryza.
Penyakit coryza pada ayam petelur sangat umum terjadi.
Coryza dapat mempengaruhi ayam dewasa dan muda, terutama pada ayam petelur dan ayam pedaging.
Gejalanya, mata menjadi merah dan bengkak, dengan produksi lendir dan adanya kotoran pada mata. Ayam dapat menunjukkan gejala pernapasan bersuara atau bernapas melalui paruh terbuka.
Coryza ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur atau bahkan berhenti bertelur. Penyakit pada ayam petelur ini cukup sering ditemui di Indonesia.
5. Infeksi Marek (Marek’s Disease)
Penyakit Marek, juga dikenal sebagai Marek’s Disease, adalah penyakit viral pada unggas, terutama pada ayam. Ini disebabkan oleh virus Herpesvirus Marek (MDV), dan dapat mempengaruhi pedaging (broiler), ayam petelur, dan ayam hias.
Salah satu gejala utama Marek adalah terjadinya kelumpuhan atau paralisis pada ayam. Biasanya, gejala ini muncul pada satu atau beberapa tungkai.
Ayam yang terinfeksi Marek dapat mengalami perubahan pada mata, seperti pupil yang tidak merespons cahaya, kehilangan warna iris, atau terjadinya miosis (penyempitan pupil).
Penyakit ini juga dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan bulu ayam. Terkadang, terdapat peningkatan jumlah bulu atau terjadinya tumor pada kulit.
Pada layer, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi telur atau bahkan berhenti bertelur.
Pada beberapa kasus, Marek dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kematian.
Penyakit ini menyebar melalui debu dan partikel yang terkontaminasi di lingkungan kandang. Ayam yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada ayam lainnya melalui kontak langsung atau melalui debu yang terkontaminasi.
Vaksinasi adalah cara utama untuk mencegah penyakit ayam petelur ini. Vaksinasi biasanya dilakukan pada hari pertama ayam bertelur atau pada beberapa minggu pertama kehidupan ayam.
6. Fowl Pox
penyakit ayam petelur berikutnya yakni Fowl Pox. Cacar ayam atau Poks Unggas, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Poxvirus avium. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai jenis unggas, termasuk ayam, kalkun, dan burung lainnya.
Fowl Pox memiliki dua bentuk utama: bentuk kulit (cutaneous) dan bentuk difteri (diphteritic).
Gejalanya pembentukan lepuh atau kutil yang berwarna putih, keabu-abuan, atau kuning pada kulit dan membran mukosa. Kutil ini dapat muncul di sekitar mata, paruh, sisi mulut, tenggorokan, dan kadang-kadang pada kaki. Ayam mungkin terlihat tidak nyaman atau gatal.
Pada bentuk ini, lapisan putih, tebal, dan berserat dapat muncul di saluran pernapasan, lidah, atau tenggorokan.
Ayam dapat mengalami kesulitan bernapas dan mungkin menolak untuk makan. Fowl pox ini dapat menyebar melalui luka atau lecet pada kulit, dan juga melalui pernapasan jika terdapat bentuk difteri.
Penyakit ini dapat bertahan dalam kandang dan lingkungan yang terkontaminasi.
Penyakit ayam petelur dan cara pengendaliannya ini adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi adalah cara utama untuk mencegah Fowl Pox. Vaksin dapat diberikan melalui suntikan atau secara oral.
Pemberian vaksinasi sebaiknya dilakukan pada unggas yang sehat dan sebelum terjadi wabah.
7. Colibacillosis
Colibacillosis adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) pada ayam dan unggas lainnya.
E. coli merupakan bakteri yang dapat ditemukan di usus ayam dan hewan lainnya, dan beberapa strain E. coli dapat menjadi patogen dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Gejalanya berupa diare yang dapat berupa cair atau berdarah, penurunan nafsu makan, dan Ayam dapat menunjukkan gejala pernapasan seperti bersin, batuk, atau suara pernafasan yang tidak normal.
Ayam juga terlihat lemah, lesu, dan kurang aktif. Pada ayam petelur, dapat terjadi penurunan produksi telur atau bahkan berhenti bertelur.
Pada beberapa kasus, colibacillosis dapat menyebabkan kematian, terutama pada ayam yang lebih muda.
Penyakit pada ayam petelur ini dapat menyebar melalui kontak langsung antara unggas yang terinfeksi. Pencemaran lingkungan, air minum, dan pakan oleh bakteri E. coli patogen juga dapat menyebabkan penularan.
Pencegahan melibatkan praktik biosekuriti yang baik untuk mencegah masuknya bakteri E. coli ke peternakan. Penggunaan vaksin dapat membantu mengurangi risiko colibacillosis pada ayam.
Simak informasi lainnya seputar kesehatan ayam dalam tautan berikut: