Masa panen ayam joper yang relatif singkat jadi salah satu alasan budidaya unggas persilangan ini sangat diminati banyak peternak di Tanah Air.
Joper memiliki keunggulan pada pertumbuhan daging sehingga masa panennya jauh lebih singkat dibandingkan dengan memelihara ayam kampung asli (AKA).
Terhitung dari mulai dipelihara dari day old chick (DOC) hingga bisa siap dipanen, ayam joper rata-rata hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hari atau 2 bulan saja untuk mencapai berat minimal 800 gram sampai 1.000 gram atau 1 kilogram.
Sementara apabila ingin dipanen dengan berat hingga mencapai 1,5 kilogram, peternak bisa menambah masa pemeliharaannya hingga 90 hari atau 3 bulan.
Masa Panen Ayam Joper Bisa Dipercepat
Secara umum, apabila dipelihara secara intensif, beberapa peternak bisa memanen lebih cepat, yakni di kisaran 50 sampai 55 hari saja untuk mencapai bobot 800 gram.
Bandingkan dengan AKA, yang mana untuk mencapai bobot yang sama, diperlukan waktu rata-rata hingga 120 hari atau 4 bulan.
Ayam joper sendiri mewarisi keunggulan genetik dari indukannya yakni layer petelur dan bangkok. Indukan layer mewariskan sifat pertumbuhan daging yang relatif cepat, sementara bangkok, menurunkan sifat berupa citarasa daging yang menyerupai AKA.
Keunggulan lainnya dari joper yang diwariskan dari bangkok yaitu relatif lebih tahan terhadap penyakit apabila dibandingkan dengan broiler.
Joper memiliki kemampuan adaptasi yang terbilang tinggi dibanding ayam ras karena memiliki darah keturunan ayam lokal dari bangkok.
Adaptasi joper meliputi ketahanan terhadap serangan penyakit dan perubahan suhu. Di Indonesia sendiri, rata-rata kematian joper hanya sekitar 5 persen saja jika pemeliharannya dilakukan secara benar.
Jadi untuk menjawab masa panen ayam joper berapa bulan? Jawabannya adalah rata-rata 60 hari dari DOC hingga siap panen dengan berat ideal minimal 800 gram.
Pemeliharaan Joper
Pemeliharaan joper hampir serupa dengan broiler, di mana joper sebaiknya dibudidayakan di kandang postal maupun panggung dengan alas litter (sekam padi, serbuk kayu, atau pasir).
Pemberian vaksin pada joper juga relatif sama pada broiler, namun dengan intensitas pemberian vaksin yang lebih sedikit. Beberapa vaksin yang perlu diberikan antara lain ND dan Gumboro.
Vaksin pertama yang harus diberikan adalah vaksin ND Lasota saat joper usia 1-3 hari dengan cara ditetes, baik memalui oral (mulut) atau mata.
Vaksin kedua yang wajib diberikan yakni Gumboro A yang diberikan saat joper berusia 7-14 hari. Pemberian vaksin Gumboro ini bisa dilakukan dengan mencampurkannya dengan air minum.
Air minum tercampur vaksin ini harus segera dibuang lalu wadahnya harus dibersikan setelah pemakaian. Agar efektif, sebelum diberikan vaksin, ayam dipuasakan dengan mengosongkan air minum selama setidaknya 2-3 jam.
Untuk pakan joper, peternak bisa menyamakannya dengan broiler, gunakanlah voer starter dengan kadar protein 20-22 persen saat masih usia di bawah 15 hari.
Jika sudah berusia 15 hari ke atas yang ditandai dengan bulu yang mulai lebat.
Peternak bisa menggantinya dengan voer BR I dengan kandungan protein 19-20 persen.
Harga Jual
Jika sudah siap panen, peternak bisa menjualnya kepada pengepul. Terkadang, harga jual joper disamakan dengan AKA.
Meski terkadang pula harganya masih lebih rendah dibanding AKA, namun tentunya masih lebih mahal dibanding broiler.
Saat ini di pasaran, harga joper hidup atau livebird berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per kilogram.
Namun itu tergantung dari fluktuasi permintaan dan penawaran di daerah masing-masing.
Jadi dengan masa panen ayam joper yang singkat, tertarik berbudidaya unggas persilangan ini? Simak artikel lengkap terkait budidaya joper di tautan berikut ini.
2 responses to “Seputar Masa Panen Ayam Joper”
[…] Seputar Masa Panen Ayam Joper […]
[…] Seputar Masa Panen Ayam Joper […]