Seputar Ayam Joper dan Keunggulannya

Ayam joper adalah jenis unggas yang tengah jadi tren di kalangan peternak di Tanah Air. Salah satu keuntungan memeliharanya unggas jenis ini yaitu masa panen yang terbilang cepat.

Ayam joper sendiri, sering disebut ayam super, merupakan akronim dari Jowo Super. Jowo merujuk pada salah satu jenis ayam kampung lokal di Indonesia (ayam Jawa). Sementara super berarti memiliki keunggulan, terutama dari pertumbuhan dagingnya.

Ayam joper adalah hasil persilangan antara petelur (layer) sebagai indukan atau babon dengan  bangkok yang dijadikan sebagai pejantan.

Dengan persilangan itu, joper otomatis mewarisi keunggulan genetik dari petelur yang pertumbuhan dagingnya bisa cepat, sekaligus mewarisi sifat dari bangkok yang tekstur dagingnya serupa dengan ayam kampung asli (AKA). 

Dengan keunggulan itu, unggas ini dibudidayakan dengan tujuan membantu peternak agar bisa menghasilkan daging dengan rasa ayam kampung namun bisa lebih singkat dipanen.

Sebagaimana diketahui, untuk AKA, masa panen hingga menghasilkan berat di atas 1 kg terbilang cukup lama, meski sudah diberikan pakan voer broiler.

AKA yang dipelihara secara intensif saja, baru bisa dipanen setidaknya di usia 4-5 bulan. Bandingkan dengan ayam joper yang masa panennya bisa lebih cepat, yakni antara 2-3 bulan saja.

Lazimnya, saat dipanen di usia 60 hari atau 2 bulan, berat ayam joper idealnya 0,8 sampai 1 kg. Jika dipanen hingga 70-90 hari, beratnya sudah mencapai 1,5 kg.

Keunggulan lainnya, dengan statusnya sebagai ayam persilangan, indukan dari leyer bisa menghasilkan telur lebih banyak untuk ditetaskan menjadi joper.

Sehingga ketika dikawinkan dengan bangkok, maka peternak yang melakukan pembibitan joper, bisa memperoleh jumlah anakan DOC yang lebih banyak untuk dijual atau dibesarkan.

Ayam joper sendiri mulai marak dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Ini makin masif diternakkan setelah adanya serangan wabah flu burung di Indonesia yang menyebabkan banyak populasi AKA mati sejak tahun 2003.

Sehingga ayam joper dengan cepat menggantikan keberadaan daging AKA yang suplainya berkurang karena meluasnya flu burung.

Apa itu ayam joper?

Permintaan pasar terhadap daging ayam kampung yang terus meningkat dari tahun ke tahun, ikut mendorong permintaan ayam joper dari peternak lokal.

Ini karena adanya anggapan kalau daging ayam kampung lebih menyehatkan dibandingkan mengonsumsi ayam negeri (broiler) sebagai menu diet.

Beberapa orang juga lebih menyukai daging AKA karena teksturnya yang lebih kenyal. Itu sebabnya, harganya relatif lebih mahal daripada broiler.

Sejatinya, ayam super bukanlah AKA. Ini karena ayam joper adalah hasil persilangan dari layer yang indukannya merupakan impor dari Eropa sebagai grand parent stock (GPS).

Namun karena tekstur dagingnya yang nyaris serupa dengan AKA, kerapkali penjual di pasaran mencatutnya sebagai ayam kampung kepada para pembelinya.

Jika pembeli teliti, tekstur dagingnya cenderung lebih empuk dan padat apabila dibanding AKA.

Bagi orang, membedakan daging karkas AKA dan ayam joper memang sulit dilakukan. Cirinya bisa diketahui dengan mudah saat belum diolah menjadi karkas daging.

Ayam joper adalah hasil persilangan leyer dan bangkok.

Keunggulan ayam joper

Banyak peternak memilih beternak ayam joper ketimbang AKA karena beberapa alasan.

1. Masa panen cepat

Waktu panen yang lebih cepat tentu jadi alasan utamanya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, masa panennya jauh lebih cepat dibandingkan dengan memelihara AKA.

2. Harga jual tinggi

Keunggulan lain ayam joper adalah pada harga jualnya. Unggas persilangan ini tentunya lebih mahal dibandingkan ayam broiler.

Saat ini, harga pasaran ayam hidup (live bird) joper berkisar Rp 30.000 sampai Rp 40.000 per kilogram. Harga ini relatif stabil dari tahun ke tahun.

Harga ini berbeda-beda di masing-masing daerah. Sementara harga broiler naik turun dengan fluktuasi tajam yang tentunya berpotensi merugikan peternak.

Harga broiler live bird bisa anjlok sampai Rp 18.000 per kg. Jika beruntung, peternak bisa mendapatkan harga broiler di atas Rp 25.000 per kg.

3. Tekstur daging

Bagi banyak orang, tekstur daging ayam joper adalah kenyal empuk. Bisa dibilang, rasanya ada di antara AKA dan broiler.

Di mana ayam joper dagingnya memiliki tekstur empuk mirip broiler, namun juga mewarisi sifat tekstur yang kenyal sebagaimana AKA karena persilangan dari bangkok.

4. Anggapan lebih sehat

Daging ayam joper dianggap lebih sehat. Ini karena kandungan lemaknya lebih sedikit apabila dibandingkan dengan broiler. Bagi yang menderita kolesterol, konsumsi joper atau AKA tentunya lebih direkomendasikan ketimbang memakan broiler.

5. Daya tahan tubuh

Karena mewarisi sifat bangkok, makanya ayam joper juga relatif lebih tahan terhadap berbagai macam penyakit yang kerap menyerang unggas.

Unggas ini memiliki kemampuan adaptasi cukup tinggi sebagaimana bangkok, saat pemeliharaan, jumlah vaksin yang bersifat wajib juga tidak banyak dan frekuensinya lebih sedikit dibanding broiler.

Selama vaksinasi diberikan dengan cukup, terutama untuk vaksin ND (tetelo), dan gumboro. Rata-rata kematian ayam joper adalah berkisar 5-8 persen saja.

Kekurangan ayam joper

Jenis ayam joper tentunya memiliki kekurangan. Ayam joper adalah ayam yang tidak mengerami telurnya, ini karena masih mambawa sifat induknya yang merupakan petelur.

Kekurangan lainnya, secara harga, ayam joper relatif lebih rendah dibanding AKA, meskipun di beberapa tempat harga ayam ini kerap disamakan dengan AKA.

Kendati demikian, secara keseluruhan, ayam joper memiliki lebih banyak keunggulan daripada kekurangannya. Sehingga sampai saat ini, unggas ini tetap jadi favorit bagi para peternak di Tanah Air.

Cara budidaya ayam joper

1. Pemilihan bibit

Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam joper adalah pemilihan bibit atau DOC. Ciri bibit yang berkualitas adalah sebagai berikut:

  • Mata cerah
  • Bulu ayam mengkilap dan bersih
  • Gerakan ayam gesit dan lincah
  • Bobot DOC minimal 30 gram
  • Paruh pendek dan kuning mengkilap

2. Ayam masuk kandang

Beberapa hal terkait persiapan masuk kandang DOC ayam joper harus diperhatikan.

Pada alas kandang ditutup dengan sekam padi lalu ditutup dengan koran bekas sampai berlapis. Setiap hari, ambil satu lapis koran sekaligus untuk membuang kotorannya, gantilah koran setiap hingga habis.

Penggunaan koran ini penting, karena DOC masih belum bisa membedakan antara voer dengan sekam. Sehingga ayam terhindari memakan sekam padi.

Persiapkan gula merah atau juga bisa berupa vitamin yang dicampur dengan air minum, tujuannya supaya ayam tidak stress setelah berpindah kandang. Campurannya sekitar 1 sendok makan gula jawa dengan 1 liter air, gunakan gula jawa hanya sekali saja atau saat bibit ayam baru datang.

Pada masa breeding atau kurang dari 15 hari, ayam harus selalu diberikan kehangatan, misalnya dengan menggunakan lampu 60-100 watt untuk setiap 100 ekor. Jaga selalu suhu antara 35-38 derajat.

Saat bulu sudah tubuh lebat, itu artinya ayam sudah bisa dikeluarkan dari kandang penghangat dan dipindah ke kandang pembesaran.

3. Vaksinasi

Jangan lupa untuk melakukan vaksinasi agar tidak mati terserang penyakit. Anda harus memberikan vaksin ND Lasota saat usia 1-3 hari dengan cara ditetes, baik memalui mulut atau mata.

Vaksin kedua yang wajib diberikan adalah gumboro A yang diberikan di usia 7-14 hari. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan mencampurkannya dengan air minum.

Air minum tercampur vaksin ini harus segera dibuang dan wadahnya dibersikan setelah 4 jam. Sebelum pemberian vaksin, ada baiknya DOC tidak diberi minum selama dua jam sebelumnya, hal ini bertujuan agar  langsung meminum vaksin yang diberikan.

Sementara jika di sekitar kandang ada wabah flu burung, pemberian vaksinnya bisa dilakukan saat berusia di atas 1 bulan. Namun vaksin flu burung ini menyesuaiakan keadaan.

4. Pembesaran

Ayam yang sudah siap dipindahkan ke kandang pembesaran yang lebih besar. Idealnya ukuran kandang yaitu 1 meter persegi untuk setiap 10 ekor.

Kandang yang bagus untuk pembesaran ayam joper adalah kandang postal yang dilapisi dengan liter atau atas berupa sekam padi. Liter juga bisa menggunakan serbuk gergaji dan pasir. Perhatikan pula ventilasi agar tidak stress. Kandang juga harus dijaga tetap kering.

5. Pakan

Saat usia DOC atau 1 hari hingga 15 hari, gunakanlah pakan broiler starter dengan protein 20-22 persen. Sementara selama masa pembesaran, pakan yang digunakan adalah voer broiler dengan protein 19-20 persen.

Anda juga bisa memberikan pakan lain seperti sisa nasi, singkong, bekatul halus, jagung giling, dan sebagainya. Pakan-pakan ini hanya bersifat tambahan selain voer.

Formula pakan voer berdasarkan usianya per ekornya:

  • 0-7 hari:: 10 gram
  • 8-14 hari: 15 gram
  • 15-21 hari: 20 gram
  • 22-28 hari: 30 gram
  • 29-35 hari: 40 gram
  • 36-42 hari: 50 gram
  • 43-49 hari: 60 gram
  • 50-60 hari: 70 gram
  • 61-90 hari: 80 gram

Masa panen ayam joper

Masa panen ayam joper adalah saat berusia 60 hari dengan berat antara 800 gram sampai 1.100 gram. Jika peternak ingin mencapai berat 1.500 gram atau 1,5 kg, maka masa pemeliharaan bisa diperpanjang hingga 70-90 hari. Simak juga artikel terkait budidaya bangkok dalam tautan berikut.

,

2 responses to “Seputar Ayam Joper dan Keunggulannya”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *